Menulis hiburan batin_ku
Menulis. Banyak orang menganggap, kegiatan ini sulit dilakukan. Pun ada anggapan, penulis yang hebat adalah penulis yang memang sudah punya bakat. Tentu saja, anggapan ini keliru. Kegiatan menulis dapat dilakukan oleh setiap orang, dan punya peluang yang sama untuk menjadi penulis hebat. Letak perbedaannya adalah cara mencapai tujuan tersebut, sehingga ada yang sudah sampai, tapi ada pula yang malah kandas di tengah jalan dan menyerah.
Melakukan pekerjaan yang tak bermanfaat bagi diri sendiri, meski itu bermanfaat bagi orang lain, saya pastikan orang yang melakoni pekerjaan ini akan cepat menyerah. Menulis adalah pekerjaan yang tak hanya bermanfaat bagi orang lain yang membaca tulisan, tapi juga bagi sang penulis. Bahkan, tanpa memublikasikan tulisan, pekerjaan ini tetap bermanfaat bagi pribadi penulis. Setidaknya bagi penulis pemula.
Dr. Pennebaker telah melakukan penelitian tentang manfaat menulis bagi sang penulis. Ia menyimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, membantu memecahkan masalah, dan membantu ketika kita terpaksa harus menulis. Apa yang disimpulkan Pennebaker hanya dapat dialami oleh orang-orang yang menekuni dunia kepenulisan.
Perjalanan menghasilkan karya tulis yang pantas dipublikasikan di media, di mana si penulis mendapat imbalan dari jerih payahnya adalah impian para penulis. Belum lagi bila karya tersebut diapresiasi oleh khalayak, misalnya dalam penulisan buku. Namun tulisan ini hanya membahas suatu proses yang kerap kali harus dilalui oleh para penulis untuk menjadi penulis hebat. Bahkan, saat menjadi penulis hebat pun, menulis dengan cara ini masih tetap dilakoni. Cara tersebut adalah menulis untuk diri sendiri.
Mengapa menulis untuk diri sendiri sangat penting? Sebab, menurut Hernowo bahwa menulis dengan tujuan tersebut akan membawa sang penulis untuk mengenali dirinya. Menulis bagi diri sendiri adalah menulis untuk keperluan mengumpulkan bahan-bahan yang dapat ditulis dengan bagus dan akhirnya nanti dapat dikonsumsi oleh orang lain selain diri kita sendiri. Oleh karena itu, hasil karya awal, memang hanya untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Bila menganggap gagasan tersebut sudah layak dipublikasikan, maka saatnya lah sang penulis untuk menyumbangkan gagasan-gagasannya ke publik. Meski kita sampai pada tahap ini, menulis untuk diri sendiri kerap pula tetap dilakoni karena banyak hal-hal yang memang perlu ditulis untuk mengenal lebih jauh diri sang penulis, dan tentu saja bukan buat dikonsumsi orang lain.
Melakukan pekerjaan yang tak bermanfaat bagi diri sendiri, meski itu bermanfaat bagi orang lain, saya pastikan orang yang melakoni pekerjaan ini akan cepat menyerah. Menulis adalah pekerjaan yang tak hanya bermanfaat bagi orang lain yang membaca tulisan, tapi juga bagi sang penulis. Bahkan, tanpa memublikasikan tulisan, pekerjaan ini tetap bermanfaat bagi pribadi penulis. Setidaknya bagi penulis pemula.
Dr. Pennebaker telah melakukan penelitian tentang manfaat menulis bagi sang penulis. Ia menyimpulkan bahwa kegiatan menulis dapat menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, membantu memecahkan masalah, dan membantu ketika kita terpaksa harus menulis. Apa yang disimpulkan Pennebaker hanya dapat dialami oleh orang-orang yang menekuni dunia kepenulisan.
Perjalanan menghasilkan karya tulis yang pantas dipublikasikan di media, di mana si penulis mendapat imbalan dari jerih payahnya adalah impian para penulis. Belum lagi bila karya tersebut diapresiasi oleh khalayak, misalnya dalam penulisan buku. Namun tulisan ini hanya membahas suatu proses yang kerap kali harus dilalui oleh para penulis untuk menjadi penulis hebat. Bahkan, saat menjadi penulis hebat pun, menulis dengan cara ini masih tetap dilakoni. Cara tersebut adalah menulis untuk diri sendiri.
Mengapa menulis untuk diri sendiri sangat penting? Sebab, menurut Hernowo bahwa menulis dengan tujuan tersebut akan membawa sang penulis untuk mengenali dirinya. Menulis bagi diri sendiri adalah menulis untuk keperluan mengumpulkan bahan-bahan yang dapat ditulis dengan bagus dan akhirnya nanti dapat dikonsumsi oleh orang lain selain diri kita sendiri. Oleh karena itu, hasil karya awal, memang hanya untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Bila menganggap gagasan tersebut sudah layak dipublikasikan, maka saatnya lah sang penulis untuk menyumbangkan gagasan-gagasannya ke publik. Meski kita sampai pada tahap ini, menulis untuk diri sendiri kerap pula tetap dilakoni karena banyak hal-hal yang memang perlu ditulis untuk mengenal lebih jauh diri sang penulis, dan tentu saja bukan buat dikonsumsi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar