puisi satu
Kau
bagai nada dalam angan
selalu terhembus dalam alam bawah sadar
merasuki tiap angan ku
meresap dalam aliran darahku
kau
cinta yang ingin kumiliki
senja yang selalu ku nanti
wahai kau bidadari
berilah aku senyumanmu
senyuman yang mampu buatku melayang
berikan ku kekuatan tuk terus bertahan
wahai kau pujaan hati
berikan ku sinaranmu
berikan ku belaian lembutmu
berikan aku ruang dihatimu
Puisi dua
maafkan aku bidadari
aku buaikan tiap mimpi dengan bayangmu
mengharapkan belaian
hati yang tak pernah terbalas
memang aku cintaimu bidadari
mengharapkanmu dari tiap tetes embun pagi
namun menghilang begitu saja
begitu mentari datang
Puisi tiga
Terima kasih bunda
kau beri aku segala cinta
yang bahkan tak pernah habis tertutup samudra
dan tak pernah berakhir seiring sinar mentari
kau selalu ada untukku bunda
beriku senyum hangat diantara penat
beriku kesejukan diantara kebimbangan hati
dan sadarkanku yang tenggelam dalam gelap
puisi empat
Aku
memang hanya sekedar bayangan
tak pernah bisa menyentuh senyummu
hanya sinarmu yang tampak di kejauhan
Walau hembusan angin selalu menyebut namamu
tak pernah sekalipun kau datang untukku
ku biarkan lepas semua embun pagi
biarkan menghilang seiring sang mentari memusnahkan hatiku
Jangan pernah memandangku cantik
aku hanya kebohongan yang akan berlalu
segera aku akan menyadari
dan kepergianku akan menyadarkanku
Puisi Lima
Biarkan aku sendiri sebentar
Aku masih bernafas di sini
coba untuk perlahan berdiri
jangan mengasihaniku aku tak kan retak
Semua memang salahku
begitu tinggi ku cintaimu
begitu dalam ku percaya padamu
sampai aku begitu tenggelam
Percayala bahwa tak pernah kau hianatiku
Karena yang ku inginkan hanya yang terbaik bagimu
Biarkan ku bawa mimipiku tenggelam
bersama kelamnya angin malam
puisi enam
sampai saat ini ku masih bernafas
mencoba tuk menjaga hatiku yang rapuh
dari semua bayang hitam masa lalu
yang kembali ganggu tidurku
maaf kan aku atas semua anganku
semua tanda kembali resahkanku
kembali memaksaku tuk berkaca sekali lagi
kusadari tak mungkin semua bayang ku raih.
puisi tujuh
Kembali lagi pertanyaan itu hadir
milik siapa hati nya itu
milik siapa sinaran indah dimatanya itu
kepada siapa cintanya terpaut
Bahagia itu selalu hadir
namun bayang keraguan tak pernah sirna
siapa yang kupandang di depanku
aku sudah tak tau lagi
Kadang ku rasa hatiku miliknya
namun kadang kurasa hanya bayangan
kadang kurasa cinta itu begitu dekat
namun kadang cinta itu begitu jauh
puisi delapan
aku berdiri di sini
terdiam dalam kebekuan dan kegelapan
memandang dalam keraguan hati
yang tak pernah berhenti mencari
siapa kamu dan apa maumu
begitu indah namun miliki duri
tak nampak namun mampu sakiti
butakan hatiku yang tak mengerti
kau berikan aku cahaya redup
kau tutupi jalanku dengan kabut
aku buta arah buta tujuan
sampai kusadari bahwa semua hanya kepalsuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar