Rabu, 01 April 2009 | |
Rabu, 1 Maret 2009 | 14.30
Beberapa waktu yang lalu, redaksi berdikari online melakukan wawancara khusus dengan seorang caleg aktifis kerakyatan, Dominggus Oktavianus, yang maju dari dapil NTT I (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagakeo, Ende, Sikka, Flotim, Lembata, Alor). Wawancara ini dilakukan oleh kawan Ulfa Ilyas melalui telpon, dan memperbincangkan seputar persiapan dan kerja keras bung Dominggus dalam menyongsong pemilu 2009. Sekedar untuk diketahui, Bung Dominggus juga menjabat sebagai Ketua Umum Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI).
Berikut petikan wawancaranya:
Ulfa Ilyas (BO) :
Hambatan yang bersifat politik, untuk sementara ini, sepertinya belum ada. Saya dan kawan-kawan masih terus melakukan perjalanan, melakukan dialog, berdiskusi dengan masyarakat yang pada umumnya adalah petani dan nelayan. Sejauh ini, hambatan yang muncul masih bersifat tekhnis, seperti transfortasi antar daerah. Akan tetapi, hambatan-hambatan ini terus kami terobos, terutama, karena dukungan kawan-kawan dan tim Sukarelawan Perjuangan Rakyat untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN), yang berada di daratan Flores.
Respon dari rakyat NTT sangat positif. Bagi mereka, baru kali ini dalam kerangka politik di NTT ada caleg dan partai yang tidak lagi mengobral janji-janji, tetapi menawarkan suatu ajakan untuk berjuangan bersama untuk merubah situasi. Untuk pertama kalinya, rakyat kami terlibat dalam organisasi-organisasi perjuangan, dan menunjuk wakil-wakil mereka sendiri untuk bertarung dalam arena politik.
Sederhananya, rakyat lebih membutuhkan hal-hal yang konret, bukan janji-janji abstrak. Para caleg aktifis bukan saja mengajak rakyat berdiskusi, tetapi juga mengajari mereka tentang bagaimana melakukan perjuangan politik. selain itu, berkali-kali para caleg aktifis dan rakyat bahu-membahu dalam aksi-aksi merebut hak-hak rakyat, seperti pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis, perbaikan jalan, listrik, dll. Jadi, caleg aktifis tidak datang membawa pil obat, tetapi juga mengajarkan cara menghindarkan penyakit dan bagaimana membuat obatnya.
Ajang pemilu ini, benar-benar kita mamfaatkan untuk bertemu dengan rakyat luas, mendengarkan persoalan mereka, dan mendiskusikan penyelesaian masalahnya. Dalam setiap diskusi-diskusi, kami membawa materi-materi dan leaflet tentang persoalan dominan yang dihadapi rakyat, serta memperlihatkan jalan untuk merubahnya.
Secara umum, 1,2 juta rakyat NTT bergantung pada pertanian, sedangkan 4 juta orang hidup di pesisir. Sektor pertanian terutama terkonsentrasi pada penghasil komoditi mente, kakao, kemiri, dan lain-lain. Masalah utama mereka adalah harga atas komoditi mereka, yang selama ini tidak dapat memberikan nilai tambah kepada petani. Sementara tanaman pangan belum begitu banyak dibudidayakan. Guna mengangkat kesejahteraan petani, maka kami mengajukan program pengembangan budidaya tanaman pangan yang disubsidi oleh pemerintah. Ini juga membutuhkan dukungan modal dan teknologi. Selain itu, pemerintah harus aktif dalam menciptakan pasar dan menstabilkan harga komoditi pertanian. Industri pengolahan juga perlu dibangun, disamping untuk menampung tenaga kerja, juga dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah pada harga jual produk pertanian.
Di NTT, setiap tahun juga rakyat kesulitan mengakses air (air untuk pertanian, industri, dan air bersih). Sehingga, diperlukan sebuah pembangunan infrastruktur pengairan yang dapat mengairi seluruh wilayah NTT, bukan cuma hotel-hotel mewah.
Pembangunan infrastrktur juga meliputi pembangunan jalan raya, pelabuhan, listrik, sekolah, pusat pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Ini memang membutuhkan anggaran yang besar. Tetapi, menurut saya, potensi kekayaan alam NTT berupa kekayaan tambang, kelautan, pertanian, jika dikelola dengan prinsip kemandirian, bisa menghadirkan mobilisasi anggaran untuk mendanai proses pembangunan itu. Selain itu, kita juga mengkampanyekan program-program nasional, seperti masalah pengambil alihan perusahaan tambang asing, penghapusan utang luar negeri, dan industrialisasi nasional. kita menjelaskan perlunya memperjuangkan kemandirian bangsa.
Ini merupakan problem besar. Dalam era demokrasi liberal, para elit yang berkontribusi pada pemiskinan rakyat, ternyata mempergunakan jalur demokrasi untuk mengeksploitasi kemiskinan, tentunya guna mendapatkan dukungan luas. Di satu sisi, ini merupakan efek dari penerapan demokrasi liberal dan disokong media, sedangkan pada sisi lain, control rakyat terhadap janji-janji politik parpol cukup lemah.
Dalam setiap diskusi, kita menyampaikan kepada rakyat agar melihat rekam jejak atau"pengalaman masa lalu" si caleg atau parpol. Jika masa lalunya buruk dan menindas rakyat, meskipun berjanji mau membela rakyat, maka seharusnya tidak perlu dipercayai lagi. Ini hanya merupakan salah satu cara politisi dan parpol lama untuk mengambil "hati" masyarakat.
Kemudian, ada sebuah situasi dimana rakyat sudah terlalu sering dibohongi dan dikhianati oleh politisi dan parpol. Hal ini, tentunya, mendorong mereka untuk selektif dalam memilih partai politik. Hanya saja, kadang-kadang, kemiskinan memaksa mereka bertindak pragmatis. Sehingga, mereka begitu mudah dibeli suaranya oleh partai dan caleg tertentu.
Dalam setiap diskusi, kita menjernihkan pemahaman rakyat untuk tidak mudah terseret pada janji-janji palsu, dan tidak mudah terseret melawan politik uang. Kita menyebarkan selebaran dan aktif mendiskusikan mengenai perlunya melawan politik uang. Di NTT, misalnya, ada kecenderungan masyarakat di daerah yang kami lewati untuk bertindak kritis. Mereka pada umumnya sudah mengerti sepak terjang caleg dan partai pelaku politik uang. Mereka juga kami dorong untuk aktif mengkritisi janji-janji para caleg dan parpol, serta menciptakan wadah politik untuk menagih janji itu. Bagi saya, yang terpenting adalah bagaimana membangun dan memperluas wadah-wadah perjuangan rakyat, tentunya yang bersifat permanen.
Untuk program prioritas, kami menyusunnya berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan paling pokok dan mendesak rakyat NTT. Ini penting untuk membentengi rakyat dari kemiskinan, supaya tidak makin terperosok lagi. Tetapi, yang terpenting adalah menciptakan dasar (basis) bagi kemajuan rakyat NTT di masa depan.
Di bidang pertanian, kami memfokuskan pada penyediaan modal, teknologi, serta jaminan pasar dan harga yang layak bagi komoditi produk pertanian. Tanah sebagai sarana berproduksi juga harus diberikan kepada rakyat. tentunya, negara harus aktif memproteksi lahan petani dari keserakahan perusahaan multinasional. Bagi nelayan, harus ada bantuan teknologi dan permodalan, supaya mereka bisa menaikkan produktifitas. Selain itu, industri pengolahan hasil pertanian, kelautan, dan perikanan perlu dikembangkan. Disamping dapat memberi nilai tambah pada komoditi dan produk petani dan nelayan, juga bisa memberikan pemasukan bagi anggaran pembangunan (APBD).
Di samping itu, pengembangan SDM menjadi kebutuhan pokok di NTT. APBD harus dikelola untuk membiayai pendidikan dan kesehatan. Fasilitas pendidikan; gedung, perpustakaan, bus sekolah, sarana olahraga, buku-buku, dan nutrisi harus diperbanyak, dan harus dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat NTT. Demikian pula dengan sarana kesehatan; jumlah tenaga paramedis harus ditambah, pusat pelayanan kesehatan harus diperbanyak, dan kualitas pelayanannya juga harus ditingkatkan.
Terakhir, harus ada pembangunan infrastruktur, seperti jalan, listrik, sarana irigasi, dan lain-lain. Sementara ini, pembangunan di NTT berjalan lambat karena tidak ditopang oleh infrastruktur yang baik. Sebagai contoh jalan, banyak desa dan kampung belum terhubung dengan baik karena tidak adanya infrastruktur jalan yang memadai.
Guna menjalankan ini semua, harus ada seorang sosok pemimpin atau perwakilan rakyat NTT di parlemen dan eksekutif, yang benar-benar punya komitmen politik untuk menjalankan hal ini.
Saya sedang melihat gairah rakyat untuk bangkit. Dan bagi saya, gairah kebangkitan ini adalah jalan terang bagi lahirnya perubahan. Sebelum kami datang, ada begitu banyak kantong-kantong massa yang hendak bersikap golput dalam pemilu. Tetapi, setelah kami datang dan menjelaskan, mereka kini menjadi bagian dari gerakan perubahan ini. mereka begitu aktif mengorganisir sesame rakyat. hasilnya, berdirinya sejumlah wadah-wadah dan organisasi perjuangan rakyat.
Jadi, menurut saya, kebangkitan dan daya kritis rakyat pada saat ini adalah bunga-bunga perubahan yang sedang bersiap tumbuh dan mekar. Dan pada saat itu, NTT dan bangsa Indonesia bisa menyongsong perubahan untuk masa depan yang lebih baik.
|
Mari tumpahkan air mata seluruh dunia Mari gelakkan tawa ke angkasa Menyentuh setiap hati dengan ujung penamu dan kelamin tintaku Akan ada banyak orang yang menunggu persenggamaan kita Mereka akan membentangkan kertas putih biru itu Ayolah,... ... ... ... ... ...
Senin, 06 April 2009
Dominggus Oktavianus: Gairah Rakyat Untuk Bangkit Berpolitik adalah Jalan Meretas Perubahan.
Dominggus Oktavianus: Gairah Rakyat Untuk Bangkit Berpolitik adalah Jalan Meretas Perubahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Saya Ibu Hannah Boss, A pemberi pinjaman uang, saya meminjamkan uang kepada individu atau perusahaan yang ingin mendirikan sebuah bisnis yang menguntungkan, yang menjadi periode utang lama dan ingin membayar. Kami memberikan segala jenis pinjaman Anda dapat pernah memikirkan, Kami adalah ke kedua pinjaman pribadi dan Pemerintah, dengan tingkat suku bunga kredit yang terjangkau sangat. Hubungi kami sekarang dengan alamat email panas kami: (hannahbossloanfirm@gmail.com) Kebahagiaan Anda adalah perhatian kami.
Posting Komentar