Kamis, 16 April 2009

Tuhan, Apa Agama-Mu

Tuhan, Apa Agama-Mu


Judul diatas adalah pertanyaan kritis dari seseorang yang penulis temui di atas Kereta api (KA) dalam perjalanan Jakarta-Jogja beberapa waktu lalu, seseorang yang kehilangan keyakinan akan adanya Tuhan dan memilih menjadi seorang Atheis, walaupun di KTP-nya tertulis berAgama Islam, namun menurut dia itu hanyalah simbol untuk kelengkapan data-data KTP. Mungkin ini pilihan dia sebagai seorang anak manusia, namun penulis tetap berharap semoga ada cahaya yang meluruskan presfektifnya tentang Tuhan dan Agama. Insya Allah....

Sesungguhnya kebutuhan manusia akan Agama merupakan kebutuhan primer atau dasar yang berhubungan erat dengan substansi kehidupan, misteri alam, dan hati nurani yang paling dalam. Keyakinan terhadap Agama timbul dari kebutuhan untuk mengetahui dirinya dan hakikat eksistensi alam semesta (makro kosmos) dan sekitarnya, yang sering menimbulkan pertanyaan terhadap manusia. Agama adalah suatu sistem nilai yang di akui dan di yakini kebenarannya oleh pemeluknya dan merupakan jalan menuju keselamatan hidup. Karena beragama merupakan kebutuhan, maka orang yang tidak beragama adalah orang yang tidak memahami esensi kehidupan itu sendiri.

Dalam sejarah, kita mengetahui begitu banyak Agama atau Aliran kepercayaan yang tumbuh dan berkembang, ada yang masih eksis hingga kini dan ada yang telah hilang di telan zaman. Pada hakikatnya semua Agama atau aliran kepercayaan di manapun didunia ini mempercayai akan adanya suatu kekuatan Ghaib yang mengatur Alam Semesta, walaupun dengan penapsiran yang berbeda-beda. Agama samawi (Islam, Kristen dan Yahudi) mempresepsikan Pengatur Makrokosmos ini dengan sebutan Tuhan (Allah), sedangkan Agama Hindu menyebutnya dengan Dewa dan Agama Budha menyebutnya sang hyang widhi, atau Agama dan aliran-aliran kepercayaan yang lainnya menyebutnya dengan nama yang berbeda-beda. Sejarah zaman purba pun tak lepas dari kepercayaan akan adanya kekuatan Ghaib diluar manusia, Penyembahan Matahari dan pemujaan terhadap roh-roh mengindikasikan hal ini. Manusia dari zaman ke zaman selalu memahami akan eksistensi Ketuhanan dan menempatkannya dalam kebutuhan mendasar.

Dengan adanya penapsiran konseptual yang berbeda-beda ini, maka Ke-eksistensial Tuhan pun mengalami presepsi yang berbeda-beda pula, yang pada akhirnya menjerumuskan manusia dalam perang presepsi. Sehingga tak jarang perang ide ini memasuki wilayah kritis yang terisolasi doktrinisme, dengan nama Tuhan konflik terbukapun tak dapat di elakan. klaim atas kebenaran Agama sering memicu terjadinya diskriminasi terhadap Agama lainnya, yang pada akhirnya menyentuh sisi Spiritualitas penganutnya, timbulah pembelaan-pembelaan atas nama Tuhan bagi Agama yang merasa di ganggu dan dirongrong eksistensinya, dan lahirlah panatisme buta, sehingga Anarkisme, arogansi, dan terorpun terjadi.

Sejarah telah banyak mengabadikan konflik horisontal antar umat beragama. Perang Salib antar umat Islam dan Kristen adalah peristiwa Fenomenal yang bersejarah, konflik ini telah menyulut pertikaian sepanjang zaman dan efeknya sangat luar biasa, karena terasa hingga kini. Konflik-konflik yang muncul di zaman sekarang merupakan representatif dari peristiwa-peristiwa lalu yang kurang lebihnya memiliki muatan dan motif yang sama. Peristiwa serupa juga bukan hanya terjadi antar umat Islam dan Kristen, namun sejarah juga telah mencatat konflik terbuka antara umat hindu dan Budha disaat pertama kali ajaran Budha di siarkan di tanah India. dan banyak pula peristiwa-peristiwa lainnya yang bila kita runut memiliki motif serupa, yakni atas nama Tuhan, Agama dan Keyakinannya.

Dengan nama Tuhan, Sebuah Agama menyatakan Eksistensi dan nilai-nilai serta norma-normanya. Semua Agama meyakini bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah benar. Lantas apa Agama Tuhan...? inilah pertanyaan kritis yang coba di lontarkan seseorang yang penulis temui di kereta itu. Pertanyaan yang sederhana Bukan.? namun setidaknya bisa memicu perdebatan yang tak akan habis-habisnya. Seandainya semua pemuka Agama di dunia ini berkumpul dan duduk dalam satu Forum diskusi, apa yang terjadi..? tentunya adalah perbedaan pendapat mempertahankan Ego masing-masing.

Sebagai seorang Muslim, tentunya penulis meyakini Allah sebagai Tuhan dan pengatur Makrokosmos, tapi apakah keyakinan penulis bisa diakui oleh orang-orang yang Non Muslim - Tentu tidak, karena mereka memiliki keyakinan sendiri. Namun lewat tulisan ini penulis mau memberikan sedikit tanggapan atas pertanyaan yang menurut penulis adalah pertanyaan Lucu dan Konyol tentang Apa Agama TUHAN..?
pertama, Bahwa menurut penulis TUHAN tidak beragama, yang berAgama hanyalah Manusia, Tuhan adalah Tuhan bagi semua umat manusia, Alasannya; Seandainya Tuhan beragama, tentunya Agama lain akan dimusnahkan karena melanggar perintahnya.
kedua, Karena penulis beragama Islam, maka informasi tentang Tuhan adalah lewat Al'Qur'an. Dalam surat Al Fatihah, Allah menyebut dirinya Rabbil Alamin (Tuhan Semesta Alam), dari sinilah penulis meyakini bahwa Tuhan adalah milik semua yang ada di alam semesta ini.
Ketiga, Tentang Informasi berikutnya dalam Al'Qur'an Allah menyebut Islam sebagai Agama yang diridhoi (lihat Al'maidah,03). informasi ini menyatakan tentang Islam sebagai Agama yang di Legitimasi langsung oleh Tuhan sebagai Agama yang benar, lurus, dan satu-satunya Jalan menuju kepada-NYA. Dan menegaskan kepada kita semua bahwa Tuhan bukan beragama Islam, namun meridhoi Islam sebagai Agama yang benar.

Terlepas dari ketiga Alasan diatas, Al'qura'an pun mengajarkan kita tentang Toleransi terhadap Agama yang lainnya (lihat Surah Al-Kafirun). Sehingga adanya saling menghormati dan menghargai sesama manusia. karena sesungguhnya kita semua (manusia) adalah mahkluk ciptaannya yang disebarkan di muka bumi ini untuk menjadi Khalifahnya. Sebuah peristiwa berikut di zaman nabi mungkin menjadi contoh dan teladan bagi kita semua, (Ketika Rasulullah sedang duduk dengan para Sahabatnya, lewatlah iring-iringan pembawa mayat seorang Yahudi yang akan di kuburkan. Lantas Rasulullah berdiri - di ikuti para sahabatnya dengan mimik penuh tanda tanya. Setelah iring-iringan itu berlalu, para sahabat kemudian bertanya kepada Rasulullah " ya Rasulullah kenapa anda berdiri , sedangkan mayat yang sedang ditandu adalah seorang yahudi dan bukan seorang mukmin". Dengan senyum, Rasulullah menjawab " memang dia adalah seorang yahudi, tapi bukankah dia seorang Manusia"). Inilah jawaban Rasulullah yang kiranya menjadi renungan bagi kita semua.

Akhirnya, dengan spirit surah Al'Kafirun dan atas nama kemanusiaan, marilah kita semua (umat Manusia) membangun Dunia ini dengan tanpa kekerasan dan saling membenci. Hilangkan Konflik ATAS NAMA TUHAN, sehingga kedamaian yang diimpikan semua Agama bisa terwujud. Semoga Kita semua umat Beragama bisa melihat Sejarah sebagai informasi Edukatif, sehingga pertiakaian atas nama Tuhan tidak lagi menjadi momok yang mengerikan dizaman modern ini. Pertikaian hanya akan menjadikan kesengsaraan yang berkepanjangan bagi kemanusiaan.
HOW ABOUT YOU.???? semoga (ROE)

Tidak ada komentar: