Selasa, 17 November 2009

Hadiah Chavez buat Obama: Apa yang Harus Dilakukan dengan Apa Yang Harus Dikerjakan?

Hugo Chavez, Presiden Venezuela, baru saja mengumumkan di televisi Venezuela bahwa bila ia bertemu kembali dengan Presiden Barack Obama, ia akan memberikan kepala negara Amerika tersebut sebuah buku pendek yang ditulis tahun 1902 oleh seorang Lenin, berjudul Apa Yang Harus Dikerjakan? (Chto delat'?)


Pengumuman yang mengejutkan. Terakhir kalinya Chavez menunjukkan kehendaknya mengisi daftar bacaan Obama, ia memberikannya buku yang bertopik relevan tentang situasi di Amerika Latin. Tapi kesesuaian topik apa yang dapat ditemukan dalam sebuah buku yang berumur lebih dari seratus tahun, ditulis dalam masa pemerintahan Tsar Rusia yang situasinya begitu drastis jauh dari saat ini. Lagipula, banyak di antara kita masih ingat pernah mempelajari buku ini dalam kuliah ilmu politik atau sejarah. Bukankah Apa Yang Harus Dikerjakan? merupakan 'cetak biru tirani Soviet'? Bukankah ini buku di mana Lenin mengekspresikan kejengkelannya terhadap buruh - atau, dalam peristiwa mana pun, kekuatirannya bahwa buruh tidak akan pernah cukup revolusioner? Kekuatiran-kekuatiran ini, sebagaimana kita diajarkan, membuat Lenin mengusulkan suatu partai 'revolusioner profesional' yang berasal dari kaum intelejensia yang akan menggantikan gerakan massa demokratik sejati. Secara keseluruhan, bukankah Apa Yang Harus Dikerjakan? adalah karya yang agak memalukan bagi kaum Kiri - sebuah buku yang lebih baik dilupakan daripada diserahkan ke tangan pemimpin dunia?

Saya tak mengulik pemikiran Chavez dalam hal ini. Namun, setelah menghabiskan bertahun-tahun hidup saya menerjemahkan kembali Apa Yang Harus Dikerjakan? ke bahasa Inggris dan menciptakan kembali konteks historis buku Lenin tersebut, saya merasa memiliki kualifikasi untuk menjernihkan beberapa kebingungan dan kesalahpandangan seputar buku tersebut. Dalam mempersiapkan studi saya Lenin Rediscovered, saya membaca setiap tulisan yang disinggung Lenin dalam Apa Yang Harus Dikerjakan? - dan karena polemik-polemik Lenin begitu intens, lahan yang harus saya garap pun begitu luas. Saya harus cukup fasih, bukan saja dalam hal kesemrawutan pertengkaran antara kaum revolusioner Rusia, tapi juga cara-cara partai-partai buruh Eropa Barat memberikan inspirasi kepada Lenin dan kawan-kawannya. Saya harus memberikan gambaran yang tepat tentang konjungtur politik di Rusia dalam beberapa bulan pada akhir 1901 dan awal 1902, ketika Lenin dengan tergesa-gesa menorehkan pemikirannya.

Cetak biru tirani Soviet? Sebaliknya, Apa Yang Harus Dikerjakan? mewakili suatu warisan yang harus dibuang sebelum tirani Soviet dapat berdiri. Ungkapan bernada elitis 'menguatirkan kaum buruh'? Sebaliknya, Lenin memiliki optimisme yang gembira/sanguin terhadap semangat revolusioner buruh. Semua saran-saran organisasional Lenin adalah tentang merekonsiliasi keharusan kontradiktif berupa menghindari penangkapan di bawah tanah sambil secara bersamaan membangun akar yang ekstensif dalam komunitas buruh Rusia. Mengenai kesesuaian topik - baiklah, kita akan lihat.

Pada peralihan abad keduapuluh, pemerintahan Tsar Rusia dijalankan oleh elit-elit yang didukung kalangan relijius dan memusuhi ide-ide tentang kebebasan politik - yakni, kebebasan berpendapat, pers, berkumpul, dan berorganisasi secara otonom. Rejim tsar menunjukkan bahwa mereka tak mampu dan tak sudi menyesuaikan diri terhadap tuntutan dunia yang begitu cepat mengglobal dan menekan Rusia dalam hal persaingan militer, kinerja ekonomi dan ide-ide politik subversif yang berhembus dari barat. Untuk membuktikan betapa tidak kompetennya mereka, pemerintah Tsar ikut terlibat dalam perang dengan Jepang dan berakhir hancur-lebur. Semakin banyak kelompok sosial di Rusia kehilangan kesabaran dengan kepura-puraan tsar - mereka bukan sekedar pencari gara-gara seperti kaum intelektual dan bangsa-bangsa minoritas, tapi juga kelompok-kelompok yang dianggap sangat loyal terhadap pemerintah seperti petani dan bahkan tuan-tanah dan pebisnis yang gemar beroposisi. Buruh industrial pada khususnya semakin pesat terpolitisasi, sehingga menjadi kekuatan oposisi yang paling berbahaya.

Kekecewaan yang masih awal dan tak terkoordinasi ini dapat meledak bila percikan yang tepat jatuh di tempat yang tepat - inilah mengapa Lenin dan kawan-kawannya menamakan suratkabar bawah tanah mereka Percikan Api (Iskra). Tujuan utama suratkabar mereka adalah mewujudkan revolusi anti-Tsar. Surat-kabar bawah tanah yang diterbitkan di luar negeri akan kesusahan memberikan kepemimpinan langsung kepada banyak kelompok-kelompok kecewa di penjuru kekaisaran Rusia. Yang dapat dilakukannya adalah membuat rakyat sadar bahwa mereka tidak sendirian, bahwa keresahan berkembang dimana-mana, bahwa tsarisme semakin putus asa, dan bahwa setidaknya satu kelompok - pekerja industrial - semakin siap turun ke jalan, bukan sekedar untuk kepentingan ekonomi sektoral mereka sendiri, tapi untuk meraih kebebasan politik untuk seluruh Rusia. Bila masyarakat secara keseluruhan diresapi dengan kesadaran ini, kekuasaan tsar pun menemui takdirnya. Demikianlah pemikiran Lenin dan kawan-kawannya. Kini, tentunya, strategi semacam itu harus diadaptasikan ke bentuk-bentuk komunikasi yang tak termimpikan pada 1902.

Namun strategi ini menyebabkan paradoks. Lenin, seorang sosialis Marxis yang penuh komitmen, di kemudian hari seorang pemimpin dari negara Soviet yang berpartai tunggal, menjadikan kebebasan politik di Rusia sebagai prioritasnya yang paling mendesak? Meskipun tampak aneh - dan diabaikan oleh kebanyakan sejarawan barat - itulah sesungguhnya yang benar. Lenin menjadikan kebebasan politik sebagai prioritas utama justru karena ia ialah seorang sosialis Marxis dogmatis. Seperti halnya warga Rusia pada generasinya - baik kaum intelejensia dan pekerja - Lenin terinspirasikan oleh contoh menggetarkan dari Partai Demokratik Sosialis (SPD) Jerman yang massif dan kuat. SPD adalah sebuah partai massa berbasiskan pekerja yang secara resmi berkomitmen pada sosialisme merek Marxis, menunjukkan oposisi radikal terhadap rejim Jerman, dan selalu bertambah jumlah anggota dan pengaruhnya.

Pandangan partai Jerman tersebut berdasarkan pada proposisi inti Marxis bahwa sosialisme hanya dapat diperkenalkan oleh pekerja sendiri, maka aktivitas utama partai itu berupa rangkaian propaganda dan agitasi yang tanpa henti, keduanya bertujuan menyebarluaskan kata sosialis di antara para pekerja. Kaum Demokrat Sosial Rusia begitu hijau dan iri dengan pers Demokratik Sosial [Jerman, pen] yang massif, rapat-rapat akbarnya yang riuh-rendah dan ramai, protes-protes cerdas yang dilancarkan para wakil-wakil sosialis terpilih di parlemen. Tapi untuk mengemulasikan kaum sosialis Jerman, mereka membutuhkan sesuatu yang tidak ada di Rusia: kebebasan politik.

Aneh tapi nyata: tujuan sentral karir politik Lenin, setidaknya hingga pecahnya perang pada 1914 adalah meraih kebebasan politik untuk Rusia dengan cara menggulingkan tsar secara revolusioner. Dalam sebuah buku pendek yang ditulis sekitar terbitnya Apa Yang Harus Dikerjakan?, di mana ia menjelaskan platform kaum Demokrasi Sosial Rusia kepada pembaca pada umumnya, Lenin memberi judul sebuah bagian "Apa Yang Diinginkan oleh Kaum Demokrat Sosial?" dan menjawabnya demikian: 'Kaum Demokrat Sosial Rusia, pertama-tama, bertujuan mencapai kebebasan politik' (penekanan oleh Lenin). Sebagaimana dijelaskan Lenin lebih lanjut dalam artikel surat-kabar, 'tanpa kebebasan politik, semua bentuk perwakilan pekerja hanyalah kepalsuan yang menyedihkan, kaum proletariat tetap saja dipenjara, tanpa cahaya, udara, dan ruang yang dibutuhkan untuk melakukan perjuangan demi pembebasan yang sepenuhnya.'

Komitmen Lenin terhadap tujuan ini bukan rahasia lagi bagi saingan-saingan politiknya. Salah satu ulasan Apa Yang Harus Dikerjakan? muncul dalam jurnal bawah-tanah kaum liberal anti-tsar. Penulisnya yang anonim (kemungkinan pimpinan paling terkenal dari partai liberal, Paul Miliukov) menjelaskan kenapa Lenin menentang kelompok yang disebut sebagai kaum 'ekonomis' dalam gerakan sosialis Rusia.

'Kaum proletariat Rusia - kata para pembela [ekonomisme] - belum cukup dewasa untuk memahami tuntutan politik yang spesifik; satu-satunya yang mampu dilakukannya saat ini adalah perjuangan untuk kebutuhan ekonomi. Kaum pekerja Rusia belum merasakan kebutuhan akan kebebasan politik. [Tapi] dalam sebuah negeri dengan rejim despotik seperti di Rusia ini, dalam sebuah negeri di mana hak-hak demokratik yang mendasar seperti hak kebebasan berpendapat, berkumpul dan seterusnya, tidak ada, di mana tiap pemogokan buruh dihitung sebagai kejahatan politik dan pekerja dipaksa dengan peluru dan cambuk untuk kembali bekerja - dalam negeri seperti itu, tidak ada partai yang dapat membatasi dirinya dalam kerangka sempit perjuangan yang semata-mata ekonomis. Dan Tuan Lenin dengan tepat memprotes program semacam itu.'

Pengritik Lenin di antara kaum Menshevik bahkan menuduh Lenin terlalu berlebihan dengan kebebasan politik dan karenanya meningkatkan ancaman eksploitasi politik kaum liberal borjuis terhadap buruh.

Untuk menunjukkan kebenaran strateginya, Lenin harus membuktikan bahwa buruh Rusia bersemangat melawan tsar dan menuntut kebebasan politik. Dan faktanya, pada saat Lenin menulis Apa Yang Harus Dikerjakan? militansi buruh yang semakin meningkat terbukti bagi semua orang - begitu pun para pejabat tsar yang bahkan mencoba membangun gerakan buruhnya sendiri yang loyal untuk memerangi organisasi-organisasi yang lebih berpemikiran revolusioner. Bila Lenin benar-benar menyatakan pandangannya sebagaimana dijelaskan di buku-buku teks standar - yakni pesimisme, bahkan keputus-asaan, terhadap semangat revolusioner kaum buruh - maka tak seorang pun akan menganggapnya serius. Namun, seperti kata-kata sang anonim liberal yang menulis ulasan tersebut, 'buku ini dibaca dengan penuh semangat, dan akan terus dibaca, oleh pemuda revolusioner kita'.

Bagi kebanyakan pembaca, ini semua tampak susah dipercaya, seperti berargumen bahwa Adolf Hitler ialah seorang filo-semit [pencinta Yahudi]. Bukankah kita membicarakan tentang sang Lenin, yang mendirikan sebuah negara yang dikenal tak memiliki kebebasan politik dan menindas buruh maupun kelompok lainnya? Ya, ini Lenin yang sama - dan ini artinya Apa Yang Harus Dikerjakan? tidak begitu saja memberikan penjelasan mengenai evolusi sistem Soviet. Memang, setelah membaca dengan cermat buku Lenin tahun 1902, perkembangan setelah 1917 menjadi lebih susah untuk dijelaskan.

Ini bukan tempatnya untuk membahas penjelasan yang dibutuhkan. Tapi berikut ini sebuah gambaran. Perkiraan optimis yang sama tentang kreatifitas dan semangat revolusioner buruh sebagaimana ditemukan dalam tulisan-tulisan Lenin pada tahun 1902 membuatnya di tahun 1917 meyakini bahwa krisis ekonomi yang parah pada tahun itu dapat dengan mudah diselesaikan semata-mata dengan membiarkan kaum buruh menghancurkan negara yang represif dan memaksa kaum kapitalis melakukan pekerjaan yang seharusnya. Akibatnya adalah lompatan yang dipercepat menuju keruntuhan ekonomi total, dan ini kemudian mengharuskan beberapa langkah mundur yang diktatorial.

Saya sekedar melempar gambaran tersebut, tapi saya yakin bahwa penjelasan semacam ini lebih baik daripada yang menyerupai naskah film murahan di mana Lenin menggosokkan telapak tangannya seperti aktor film horror Boris Karloff, dan berteriak 'Akhirnya - ini kesempatanku merebut kebebasan politik dari kaum buruh, seperti yang telah kuidam-idamkan!"

Saran-saran organisasional Lenin hanya masuk akal dalam konteks tujuan yang telah saya garis bawahi di atas: menyebarluaskan pesan di bawah kondisi represif. Maka nilai organisasional utama Lenin bukanlah konspirasi, melainkan konspiratsiia. Tujuan konspirasi (zagovor dalam bahasa Rusia) adalah untuk menjadi tak terlihat hingga waktu yang tepat. Kata bahasa Rusia konspiratsiia - yang telah digunakan oleh lingkaran sosialis di Rusia selama lebih dari satu dekade - berarti seni menghindari penangkapan, sambil menyebarkan pesan seluas mungkin. Gerakan bawah-tanah konspiratsiia adalah gerakan bawah tanah jenis baru, yang dikerjakan sedikit demi sedikit oleh praktiki lokal Rusia yang memimpikan penerapan logika SPD Jerman di bawah kondisi represi Tsar yang tak bersahabat. Rancangan organisasi Lenin bukanlah ciptaan orisinil dari kepalanya sendiri, melainkan kodifikasi dari logika yang inheren dalam gerakan bawah-tanah konspiratsiia yang diimprovisasi oleh aktivis-aktivis lokal.

Ini khususnya berlaku pada inovasi terminologis Lenin yang paling terkenal, 'revolusioner profesional'. Dalam terjemahan baru saya, istilah Lenin saya tulis menjadi 'revolusioner ahli', sehingga metaforanya lebih tampak. Tapi hal yang esensial adalah revolusioner profesional merupakan kebutuhan fungsional dari gerakan bawah-tanah konspiratsiia, dan maka semua partai bawah-tanah Rusia mengadopsi istilah tersebut dan sangat bergantung pada tipe tersebut, yakni, pada aktivis yang mendedikasikan seluruh waktunya bagi aktivitas bawah tanah dan siap bergerak dari tempat ke tempat sehingga organisasi-organisasi lokal tidak terpuruk ke dalam isolasi yang mendemoralisasi. Konsep 'revolusioner profesional' tidak ada hubungannya dengan intelejensia vs buruh. Ketergantungan pada revolusioner profesional justru menjadi hal yang tidak memisahkan kaum Bolshevik pimpinan Lenin dari faksi-faksi bawah-tanah lainnya.

Kalimat terkenal Lenin dalam Apa Yang Harus Dikerjakan? adalah: 'berikan kami sebuah organisasi revolusioner - dan kami akan menjugkir-balikkan Russia!'. Ini mengacu pada pengungkit Archimedes, suatu alat yang mampu memberikan kekuatan yang hampir tak terhitung dalam keadaan yang tepat kepada seseorang: 'Berikan saya tempat berdiri dan saya dapat menggerakkan bumi!'. Dalam penerapan Lenin, partai yang diorganisir dengan baik merupakan tempat untuk berdiri, tapi pengungkitnya sendiri merupakan berlapis-lapis kesadaran revolusioner yang akan melipatgandakan pesan dari sekelompok kecil aktivis untuk dijadikan serangan revolusioner terhadap otokrasi. Lenin berfokus pada organisasi karena yang lain-lainnya - antusiasme massa, kebencian meluas terhadap otokrasi - telah tersedia.

Sejauh apa saran-saran yang ditemukan dalam buku Lenin di tahun 1902 sesuai dengan masa kini? Biarlah pembaca yang menilai. Situasi yang dihadapi Lenin adalah semacam ini: terdapat potensi konsesus sosial luas yang beroposisi terhadap rejim relijius yang terkenal memusuhi kebebasan politik dan semakin tak mampu merespon kebutuhan sosial yang besar dalam dunia yang mengglobal. Beberapa kelompok oposisi potensial memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan lainnya dalam mengombinasikan aktivitas militan di jalanan dengan tujuan politik terfokus yang dapat menyatukan oposisi. Terdapat juga sekelompok aktivis berkomitmen yang memiliki kontak internasional dan siap bekerja di bawah tanah untuk menyebarluaskan pesan-pesannya.

Inilah parameter-parameter persoalan yang dilihat Lenin. Tentunya, solusi apa pun terhadap persoalan serupa pada saat ini tidak dapat mengikuti detil-detil yang dilakukan oleh Lenin. Tapi mereka dapat mengemulasi strategi-strategi komunikasi yang kreatif dan improvisasi organisasional yang terfokus, yang membuat buku Lenin terkenal, bukan saja bagi kalangan bawah-tanah Rusia di tahun 1902, tapi juga bagi orang-orang seperti Hugo Chavez.

(Lars T. Lih berdomisili di Montreal, Kanada. Ia dapat dihubungi di larslih@yahoo.ca
. Bukunya Lenin Rediscovered diterbitkan oleh Brill pada 2006 dan diterbitkan kembali pada 2008 oleh Haymarket Books www.haymarketbooks.org)

Artikel ini sudah pernah dimuat di http://www.isreview.org/issues/66/rep-lenin.shtml. Dialihkan ke bahasa Indonesia oleh Data Brainanta, pengurus DPP Papernas

Tidak ada komentar: